Semuntai berasal dari sebuah sungai yang bernama Sungai Semunti. Sungai Semunti terletak di tengah-tengah Desa Semuntai yang konon ceritanya Kampung Semunti terletak di antara dua sungai yaitu Sungai Semunti dan Sungai Tingkas. Pada zamannya Kampung Semunti tua berada di hulu Sungai Semunti tepatnya di RT 01 sekarang.
Menurut cerita rakyat, Kampung Semunti
pertama pindah kampung di hulu Sungai Setapang dikarenakan ada kejadian orang Kampung Semunti lama sering meninggal dunia. Hampir setiap hari satu orang satu
meninggal dunia. Dengan kejadian itulah orang tetua kampung mengajak keluarganya
pindah ke tempat yang baru, Kampung Semunti baru yang di hulu Sungai Setapang. Menurut cerita orang tua, kejadian luar biasa itu terjadi bukan karena
sakit medis tetapi kena makan hantu dacing timbangan. Timbangan jatuh ke tanah
tidak di ketahui oleh yang punya dan
tidak di obati atau bahasa semuntainya mada
di entama selama tujuh hari. Kebiasaan orang Semuntai kalau timbangan atau
dacing kilo jatuh ke tanah tanpa sengaja harus di entama atau di obati dengan cara tempat yang dikena jatuh di ambil
tanahnya sebanyak berapa ukuran timbangan yang jatuh. Jika timbangannya
sepuluh kilo berarti tanah digali sebanyak sepuluh kilo juga, kemudian tanahnya dibuang ketengah Sungai Kapuas. Setelah itu di lobang yang digali dihidupkan api selama tujuh hari tujuh
malam dan di bacakan ayat yasin dan doa tolak bala oleh salah seorang kampung
yang dipercaya bisa menanganinya atau mengobatinya.
Kepercayaan orang Kampung Semunti pindah kampung harus
melewati sungai paling tidak dua buah sungai untuk menghindari dari hantu
timbangan yang merengut nyawa masyarakat pada zaman itu, karena hantu timbangan
diyakini tidak bisa menyeberangi sungai menurut kepercayaan masyarakat Semunti.
Kampung yang
baru masih membawa nama Kampung Semunti. Pada zaman itu kepala kampung dipimpin
oleh seorang kepala kampung. Menurut ceritanya sebelum jaman kemerdekaan
dan jaman kemerdekaan, ada empat kali pergantian kepala kampung. Kepala kampung
yang pertama dipimpin oleh Bapak,,,,,,,,,,,,,; yang kedua Saleh Salep, yang
ketiga dipimpin oleh Bapak ABDULRAHIM
almarhum atau bapak DOL, dan yang ke empat dipimpin oleh Bapak ABEH almarhum pada masa jaman kemerdekaan sekitar tahun 1945 Zaman
Pemerintahan Soekarno dan Hatta.
Kampung Semunti berubah nama menjadi Kampung Semuntai untuk memudahkan penyebutan oleh
pemerintah pada zaman itu. Kampung Semuntai dikepalai oleh seorang kepala
kampung.Pada zaman orde
baru berubah menjadi Desa dipimpin oleh seorang Kepala Desa. Kepala Desa yang
pertama Bapak H MUSTAFA alias H TAPO yang menjabat selama delapan tahun. Kepala
Desa yang kedua Bapak H MUSTAFA yang menjabat selama 8 tahun, yang ke tiga dipimpin kepala Desa
oleh Bapak WAGIMIN selama delapan tahun, yang
keempat dipimpin Ibu YULAIKAH seorang perempuan yang pertama kali menjabat
kepala Desa Semuntai, selama enam tahun, yang kelima dipimpin oleh Bapak
NURYADIN masa jabatannya selama enam tahun sampai sekarang.
Itulah sepenggal kisah cerita
asal mula Kampung Semuntai yang konon
ceritanya dua kali pindah kampung gara-gara hantu dacing timbangan. Kepada
masyarakat Desa Semuntai pada umumnya perlu diingatkan kalau timbangan salah
satu orang berjualan di Desa Semuntai terjatuh tanpa sengaja jangan dibiarkan
tolong di beri tau kepada Kepala Desa atau orang yang bisa mengobatinya supaya
tidak terulang lagi kejadian seperti jaman dahulu. Kejadian itu
mengigatkan kita untuk berhati-hati dalam berjualan terutama yang memakai
timbangan batang yang dibuat dari tembaga timbangan sistim gantung jangan
sampai talinya mudah putus.
Menurut cerita salah seorang tetua kampung yang
tidak boleh jatuh ke tanah di Desa Semuntai ada beberapa macam barang takaran
di antaranya Timbangan atau dacing
kilo, Kulak untuk takaran padi yang dibuat dari tempurung kelapa, Leng boras atau
takaran beras, Pedaring atau tempat menyimpan beras terbuat dari tempayan atau
sejenisnya. Itulah beberapa jenis barang yang tidak boleh jatuh ketanah tanpa
sengaja karena menurut keyakinan masyarakat Desa Semuntai beberapa jenis
takaran tersebut mempunyai mistis atau
pemalik, dikarenakan untuk menakar makanan untuk kita hidup. Makanya di dalam
kehidupan bermasyarakat di Desa Semuntai tidak boleh mengurangi timbangan kalau
berdagang atau mengurangi takaran atau literan dagangan.